Rabu, 27 April 2011

Penggerek Batang Padi (Rice Stem Borer)

Di Indonesia diketahui ada 5 (lima) jenis hama penggerek batang yang sering menyerang tanaman padi yaitu :
a. Penggerek Batang Padi Kuning (Scirpophaga incertulas Walker)
b. Penggerek Batang Padi Putih (S. innotata Walker)
c. Penggerek Batang Padi Bergaris (Chilo suppressalis Walker)
d. Penggerek Batang Padi Merah jambu (Sesamia inferens Walker)


Hama penggerek batang termasuk hama paling penting pada tanaman padi, dapat menyerang tanaman mulai dari fase vegetataif maupun generatif. Penyerangan di awal pertumbuhan tanaman (fase vegetatif) dapat menyebabkan pucuk tanaman padi menjadi kering dan mati karena batangnya digerek oleh ulat (larva) dari hama ini dari bagian dalam batang. Serangan hama penggerek batang pada fase ini secara umum oleh petani dikenal dengan Hama Sundep. Larva dari hama ini hidup di bagian dalam dari batang sehingga pengendalian dengan insektisida yang bersifat kontak kurang efektif. Oleh karena itu pengendalian di fase awal yaitu pada saat serangga (imago) hama ini meletakkan kelompok telurnya di permukaan pelepah daun akan lebih efektif atau dapat juga digunakan insektisida sistemik seperti dengan insektisida berbahan aktif carbofurant.
Serangan hama penggerek batang pada fase generatif dikenal dengan nama Hama Beluk. Bila serangan pada fase ini cukup berat dapat menyebabkan gagal panen karena tanaman yang terserang sundep malainya mati dan kering. Dengan demikian maka peggerek batang adalah hama :
• Merupakan hama penting karena tingkat kerusakan yang ditimbulkannya dapat menurunkan hasil secara significant.
• Keberadaan hama dpt dilihat dari adanya ngengat di pertanaman dan larva di dalam batang.
• Kerusakan terjadi akibat larva merusak sistem pembuluh tanaman di dalam batang.
• Menyerang tanaman sejak di pembibitan hingga pembentukan malai.


GEJALA SUNDEP GEJALA BELUK
Pengendalian Penggerek Batang
a. Pada Daerah Serangan Endemik
1). Pengaturan Pola Tanam
• Tanam serentak untuk membatasi sumber makanan bagi penggerek batang padi
• Rotasi tanaman padi dengan tanaman bukan padi untuk memutus siklus hidup hama
• Pengaturan waktu tanam yaitu berdasarkan penerbangan ngengat atau populasi larva di tunggul padi
 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi pertama
 dan atau 15 hari sesudah puncak penerbangan ngengat generasi berikutnya
2). Pengendalian Secara Mekanik dan Fisik
• Mekanik yaitu dengan mengumpulkan kelompok telur di persemaian dan di pertanaman
• Fisik yaitu dengan penyabitan tanaman serendah mungkin dan penggenangan air setinggi 10 cm agar jerami atau pangkal jerami cepat membusuk sehingga larva atau pupa mati
3). Pengendalian Hayati
Pemanfaatan musuh alami parasitoid : Trichogramma japonicum: dosis 20 pias/ha (1 pias = 2000-2500 telur terparasit) sejak awal pertanaman)
4). Pengendalian Secara Kimiawi
• Dilakukan pada saat 4 hari setelah ada penerbangan ngengat atau intensitas serangan rata-rata > 5% sundep
• Insektisida butiran di persemaian dilakukan jika disekitar pertanaman ada lahan yang sedang atau menjelang panen pada satu hari sebelum tanam dengan dosis 2 gram insektisida granule/m2 [800 gram/400 m2 (luas persemaian)]
• Pada pertanaman stadium vegetatif dianjurkan menggunakan insektisida butiran berbahan aktif : Carbofurant (Furadan), Carbosulfan (Marshal), dosis 20 kg insektisida granule/ha
• Disemprot dengan insektisida seperti Dimehipo (Dipho), Bensultap (Spontan), Amitraz (Mitac), Fipronil (Regent).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar